BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kunjungan Industri
Kegiatan ini dilaksanakan
berdasarkan pada kekhususan dari sekolah menengah kejuruan yang mengharuskan
untuk mengikuti kegiatan tersebut untuk memenuhi salah satu dari syarat untuk
mengikuti UAN di SMK. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh siswa smk
untuk dapat menempuh UAN diantaranya PKL (Praktek Kerja Industri) yang
dilaksanakan pada pertengahan semester 4, dan KI (Kunjungan Industri).
B. Landasan Aturan Pelaksanaan Kunjungan
Industri
Landasan/dasar
dari Kunjungan Industri adalah berdasarkan pada:
1.
Keputusan Mendikbud RI No:080/U/1993, tentang
pendidikan luar sekolah atau kurikulum pendidikan smk dilaksanakan melalui dua
jalur yaitu pendidikan sekolah dan pendidikan diluar sekolah.
2.
Kalender pendidikan tahun pelajaran
2013/2014.
3.
Program kerja SMK Muhammadiyah 1 Metro tahun
2013/2014.
4.
Rapat staf pimpinan sekolah dengan Bapak/Ibu
guru ketua program studi tanggal 07 Agustus2013.
Dengan
berdasarkan pada aspek tersebutlah Kunjungan Industri ini dilaksanakan sebagai
bagian dari agenda Sekolah Menengah Kejuruan.
C. Tujuan Kunjungan Industri
Tujuan dari dilaksanakannya
Kunjungan Industri ini adalah agar menambah wawasan bagi siswa-siswi untuk
menuju dalam sebuah persaingan yang global.
Kita
juga dapat melihat tajamnya persaingan dalam memperoleh pekerjaan atau
berwirausaha.
Menurut SMK Muhammadiyah 1 Metro
memandang Kunjungan Industri ini bahwa agar meningkatkan cara pandang siswa
terhadap dunia kerja dan dunia usaha, sehingga menumbuh kembangkan kepribadian
siswa tentang dunia kerja yang sesungguhnya.
BAB
II
SELAYANG
PANDANG
A. Sejarah BEI
Secara historis, pasar modal telah hadir
jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak
jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal
ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan
pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun
1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang
diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami
kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke
I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah
Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek
tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan
kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal
mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang
dikeluarkan pemerintah.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar
modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:
[Desember 1912]
|
§ Bursa
Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda
|
[1914 – 1918]
|
§ Bursa Efek
di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
|
[1925 – 1942]
|
§ Bursa Efek
di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
|
[Awal tahun 1939]
|
§ Karena isu
politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup
|
[1942 – 1952]
|
§ Bursa Efek
di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II
|
[1956]
|
§ Program
nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif
|
[1956 – 1977]
|
§ Perdagangan
di Bursa Efek vakum
|
[10
Agustus 1977]
|
§ Bursa Efek
diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM
(Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT
Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go
public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama19 Tahun 2008 tentang Surat
Berharga Syariah Negara
|
[1977 –
1987]
|
§ Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru
mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan
instrumen Pasar Modal
|
[1987]
|
§ Ditandai
dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan
bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan
modal di Indonesia
|
[1988 –
1990]
|
§ Paket
deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka
untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat
|
[2 Juni
1988]
|
§ Bursa
Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan
Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer
|
[Desember
1988]
|
§ Pemerintah
mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan
perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi
pertumbuhan pasar modal
|
[16 Juni
1989]
|
§ Bursa Efek
Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik
swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya
|
[13 Juli
1992]
|
§ Swastanisasi
BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini
diperingati sebagai HUT BEJ
|
[22 Mei
1995]
|
§ Sistem
Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta
Automated Trading Systems)
|
[10
November 1995]
|
§ Pemerintah
mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Undang-Undang ini mulai diberlakukan
§ mulai
Januari 1996
|
[1995]
|
§ Bursa
Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya
|
[2000]
|
§ Sistem
Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar
modal Indonesia
|
[2002]
|
§ BEJ mulai
mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading)
|
[2007]
|
§ Penggabungan
Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama
menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)
|
[02 Maret
2009]
|
§ Peluncuran
Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG
|
B. Lokasi Perusahaan
Program Edukasi Pasar Modal diadakan di kota Jakarta dan Surabaya.
Jakarta
Ruang Seminar PT BEI
Gedung BEI, Menara 2, Lantai 1
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-52, Jakarta
Ruang Seminar PT BEI
Gedung BEI, Menara 2, Lantai 1
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-52, Jakarta
Surabaya
PIPM Surabaya
Jl. Basuki Rahmat No. 46, Surabaya.
PIPM Surabaya
Jl. Basuki Rahmat No. 46, Surabaya.
C. Visi dan Misi
VISI
Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.
Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.
MISI
Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui
pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi
biaya serta penerapan good governance.
D.
Latar Belakang Perusahaan
Salah satu upaya yang dilakukan Bursa Efek
Indonesia (BEI) untuk meningkatkan jumlah pemodal lokal adalah dengan
mengadakan sosialisasi dan edukasi Pasar Modal kepada masyarakat, mengingat
pemahaman masyarakat tentang pasar modal saat ini masih belum merata dan masih
banyak yang belum memahami bagaimana cara berinvestasi di pasar modal.
Program sosialisasi dan edukasi ditujukan
kepada ibu rumah tangga, profesional, pensiunan, mahasiswa, pelajar dan
kelompok masyarakat lainnya, melalui berbagai program sosialisasi dan edukasi
yang beragam. Salah satunya adalah Program Sekolah Pasar Modal
(SPM), yang telah sukses dilaksanakan dalam 6 (enam) tahun berturut-turut sejak
2006.
E. Tujuan Dan Manfaat Kegiatan
§ Memberikan edukasi menyeluruh kepada peserta mengenai investasi di Pasar
Modal. Edukasi yang diberikan dilakukan secara bertahap, mulai dari level 1 dan
level 2.
§ Mempersiapkan para peserta program untuk menjadi investor berkualitas di
Pasar Modal Indonesia.
§ Meningkatkan jumlah investor di Pasar Modal Indonesia.
F.
Target Kegiatan
Peserta Sekolah Pasar Modal (SPM) diharapkan berasal dari para profesional,
pengusaha, ibu rumah tangga, pensiunan dan masyarakat umum lainnya.
G. Struktur
Pasar Modal Indonesia
Struktur Pasar Modal Indonesia telah diatur oleh UU No. 8 Tahun
1995 tentang pasar Modal.
I. Galeri
Investasi BEI
Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah sarana untuk
memperkenalkan Pasar Modal sejak dini kepada dunia akademisi. Galeri
Investasi BEI berkonsep 3 in 1 yang merupakan kerjasama antara BEI, Perguruan
Tinggi dan Perusahaan Sekuritas diharapkan tidak hanya memperkenalkan Pasar
Modal dari sisi teori saja akan tetapi juga prakteknya.
Kedepannya melalui Galeri Investasi BEI
yang menyediakan real time information untuk belajar menganalisa aktivitas
perdagangan saham, diharapkan dapat menjadi jembatan menuju penguasaan ilmu
pengetahuan beserta prakteknya di pasar modal.
Galeri Investasi BEI menyediakan semua
publikasi dan bahan cetakan mengenai pasar modal yang diterbitkan oleh Bursa
Efek Indonesia termasuk peraturan dan Undang-Undang Pasar Modal. Informasi dan
data yang ada di Galeri Investasi BEI dapat digunakan oleh civitas akademika
untuk tujuan akademik, bukan untuk tujuan komersial dalam hal transaksi jual
dan beli saham.
Dengan adanya Galeri Investasi BEI
diharapkan dapat saling memberikan manfaat bagi semua pihak sehingga penyebaran
informasi pasar modal tepat sasaran serta dapat memberikan manfaat yang optimal
bagi mahasiswa, praktisi ekonomi, investor, pengamat pasar modal maupun
masyarakat umum di daerah dan sekitarnya baik untuk kepentingan sosialisasi dan
pendidikan/edukasi pasar modal maupun untuk kepentingan ekonomis atau
alternatif investasi.
J. Saham
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling
popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika
memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan
instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu
memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau
pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan
menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan
perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum pemegang
saham (RUPS).
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli
atau memiliki saham
1. Dividen
Dividen merupakan
pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang
dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari
pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka
pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif
lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui
sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.
Dividen yang dibagikan
perusahaan dapat berupa dividen tunai – artinya kepada setiap pemegang saham
diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap
saham - atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap
pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang
dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham
tersebut.
2. Capital Gain
Capital Gain merupakan
selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya
aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham
ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500
per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500
untuk setiap saham yang dijualnya.
Sebagai instrument investasi, saham
memiliki risiko, antara lain:
a. Capital Loss
Merupakan
kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham
lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga
Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan
hingga mencapai Rp 1.400,- per saham.
Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.
Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.
b.
Risiko Likuidasi
Perusahaan
yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan
tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat
prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari
hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil
penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara
proporsional kepada seluruh pemegang saham.
Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan
perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi
tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk
itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti
perkembangan perusahaan.
Di pasar sekunder atau dalam aktivitas
perdagangan saham sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik
berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya
permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham
terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut.
Supply dan demand tersebut terjadi karena
adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja
perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang
sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor
non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan dari kegiatan ini sangatlah
bermanfaat bagi siswa untuk dapat melihat dunia kerja itu bagaimana dan dapat
menambah wawasan. Jadi siswa tidak hanya mendapatkan nilai tambah dari sekolah
tetapi juga dari dunia kerja atau dunia industri. Dengan dilaksanakannya
Kunjungan Industri ini dapat menambah pengalaman yang dapat di jadikan tambahan
ilmu pengetahuan yang selama ini tidak diperoleh disekolah.
B. Saran
Agar Kunjungan Industri ini dapat berjalan
dengan lancar sangatlah diharapkan kepada semua pihak untuk partisipasinya,
sebelum terlaksana kegiatan tersebut sangatlah di perlukan kesiapan dari pihak
sekolah, siswa maupun dari pihak lain agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan. Seperti halnya disaat tertinggalnya atau terjatuhnya tas dari salah
satu siswi.
Agar hal tersebut tidak terulang kembali maka
dari pihak-pihak sekolah, siswa, maupun pihak lain haruslah mempersiapkan semua
hal yang berhubungan dengan kegiatan tersebut dengan seksama, dan agar semua
pihak sigap jika ada masalah yang berhubungan dengan terhambatnya kegiatan
tersebut untuk segera menanganinya agar tidak terbengkali begitu saja.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Buku
Panduan Kunjungan Industri.
Ø BURSA
EFEK INDONESIA, 2013/2014. Tentang BURSA EFEK INDONESIA yang Pertama dan Utama,
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar